Filosofi Motif Batik SMA Negeri 1 Gondang Mojokerto
• Bahan memakai kain katun batik bermotif “ Sekar Mojo “ dengan gabungan khasanah motif ragam hias klasik tradisional dan penggabungan bunga maja di keempat sisi dan 1 bunga maja tepat di tengah tengah setiap motif batik, yang tersebar motif tersebut terdapat dominasi motif tradisi kawung / bulatan kolang kaling yang tampak anggun yang berfilosofi keragaman dan keselarasan alam bagi kehidupan manusia, “ gemah ripah loh jinawi ” Batik adalah salah satu cipta budaya tinggi bangsa Indonesia. Batik telah disahkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia, mengikuti wayang (2003) dan keris (2006) yang sudah lebih dulu diakui oleh UNESCO. Kita memiliki jenis batik yang sangat kaya.
• Desain Secara Umum adalah sebagai berikut : Mojopahit, Penamaan Sekarmojo dalam motif kali ini adalah menunjukkan sebuah filosofi bunga atau biasa disebut sekar. Mojo diambil dari nama kerajaan yang pernah jaya di nusantara dan secara faktor demografis kebetulan di wilayah Kabupaten Mojokerto, dalam pembuatan desain motif batik disini bukanlah suatu kebetulan, karena inisiator dan desainer ( Hj. Nurul Wakhidah dan Bapak Hadi Sucipto) mengadakan sebuah riset kecil dalam rangka penciptaan motif ini, bagaimana menggali potensi lokal yang ada bisa menjadi sebuah kekuatan arti sebuah konsep batik dan nantinya bisa menginspirasi bagi apresiator di mojokerto Khususnya di SMA Negeri 1 Gondang Kab. Mojokerto.
Sekar, bunga yang menggambarkan anak muda / siswa-siswi SMAN 1 Gondang Mojokerto yang berarti wangi dan semangat untuk menggapai cita-cita, dengan 5 kuncup bunga maja yang tersebar didalam medallion / lingkaran kawung menggambarkan 5 sila di Pancasila dan rukun islam sebagaimana semangat belajar didalam perjalanan siswa siswi untuk mencapai cita-citanya, tidak boleh lepas dari semangat berkeyakinan dan cinta tanah air
Khasanah Warna Majapahit, Dengan Pamor “Ijo Royo-royo” kerajaan majapahit yang terkenal sudah 700 tahun lebih yang lalu, dengan berbagai idiom dan cerita yang melegenda di seluruh nusantara, dengan mengutip cerita dan semangat heroik tersebut kami sebagai desainer ingin mengangkat sebuah keagungan budaya nenek moyang yang adi luhung agar tidak mudah terlupakan oleh generasi penerus bangsa ini, dengan inspirasi warna yang sangat mewakili esistensi majapahit warna merah (keberanian majapahit menyatukan wilayah nusantaranya yang luas), hijau (alam yang luas dengan keseimbangan manusianya dengan sinergi alam yg berimbang), putih menandakan kesucian dalam berfikir dan bertindak, kuning keemasan (gemah ripah loh jinawi, kuning sawah yang menjuntai di horizon menggambarkan kemakmuran yang tiada batas), hitam (keabadian dan kekekalan yang tanpa batas, disini desainer menghadirkan warna hitam sebagai keanggunan dengan tidak melepas rasa keagungan majapahit yang masih terjaga keabadian cerita legendanya, sudah 7 abad yang lampau)
Ceplok Kawung, adalah motif tradisional yang tidak lekang oleh desain apapun untuk digabungkan dengan berbagai motif yang ada, dan dasar motif Kawung terlihat pada:
a. Patung Siwa dari Singosari (Majapahit awal), kawung isen menyerupai ceplok pada abad 13
b. Patung Budha Mahadewa dari Tumpang Malang
c. Patung Kendedes (pradnyaparamita) singosari Malang
d. Terdapat pada motif relief medallion cerita samudra amantana (candi kesiman tengah pacet Mojokerto)
Kawung dari spesifikasi bentuknya menyerupai buah aren (kolang-kaling) yang saling tergabung dan terikat menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang harus hidup saling berdampingan dan saling gotong royong Terimakasih, Team Batik SMAN 1 GONDANG MOJOKERTO 2019