Bambang Parikesit, S.Pd.

Pewarnaan dari Ekstrak Daun & Kulit Kayu dengan Kompor Listrik Tenaga Surya dalam Proses Pembelajaran Batik Tulis Karya Siswa Sebagai Upaya Pelaksanaan Program Eco - Green di SMAN 1 Gondang Kabupaten Mojokerto

Oleh : Bambang Parikesit, S.Pd. NIP. 19830429 201001 1 011 .

SMA NEGERI 1 GONDANG CABANG DINAS PENDIDIKAN KAB / KOTA MOJOKERTO KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR 2023

SMAGO

Best Practice Pewarnaan dari Ekstrak Daun & Kulit Kayu dengan Kompor Listrik Tenaga Surya dalam Proses Pembelajaran Batik Tulis Karya Siswa Sebagai Upaya Pelaksanaan Program Eco-Green di SMAN 1 Gondang Kabupaten Mojokerto Bambang Parikesit, S.Pd. NIP. 19830429 201001 1 011 Guru Seni Budaya di SMA Negeri 1 Gondang Kab. Mojokerto Jl. Raya Pugeran 61 Kec. Gondang Kab. Mojokerto Jawa Timur

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Batik merupakan kerajinan khas asli Indonesia yang sudah diakui dunia pada tanggal 2 oktober 2009 silam, sebagai produk budaya warisan dunia tak benda asli indonesia. Dalam literatur internasional, melalui keterampilan batik di SMAN 1 Gondang Mojokerto kami mencoba memanfaatkan ekstrak daun dan kulit kayu sebagai pewarna alam mengkombinasikan dengan teknologi panel surya sebagai tenaga listrik alternatif yang ramah lingkungan. Mata pelajaran Seni Budaya dan fisika mencoba menggabungkan teknologi tradisi dan masa depan dalam sebuah kolaborasi ketrampilan, memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan untuk mewujudkan eco-green di lingkungannya Kata kunci : Pembelajaran batik, Karakter siswa, Pelaksanaan program eco-green

Pendahuluan

Siswa di setiap sekolah berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Siswa dalam satu kelas biasanya memiliki umur yang tidak jauh berbeda, namun mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan mereka berasal dari lingkungan yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga berada, ada pula yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ada yang pintar, ada pula yang kurang pandai. Sifat mereka pun berlainan satu sama lain. Sehingga didapatkan bahwa siswa-siswa dalam satu kelas memiliki latar belakang, sifat, dan karakter yang berbeda. Karakter dalam dunia pendidikan di era tahun 2014 menjadi bagian central dalam proses pendidikan yang ditekankan pemerintah. Karena ditengarai proses pembelajaran yang selama ini berjalan lebih fokus pada domain kognitif sehingga hal-hal yang terkait dengan domain afektif dan psikomotorik agak dikesampingkan. Ukuran keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar adalah pada perolehan nilai yang bisa diukur secara kwantitatif, sedangkan aspek-aspek sikap dan ketrampilan dianggap sebagai bagian pelengkap kelulusan yang tidak begitu penting. Karena kesalahan dalam memahami hakekat pendidikan itu, para guru banyak yang ketakutan jika melaksanakan tugas tidak sesuai dengan juklak dan juknis yang telah digariskan oleh dinas pendidikan. Hal ini memberikan dampak tidak tergarapnya domain afektif dan psikomotorik dengan baik oleh para guru.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskripsi. Populasi yang digunakan seluruh siswa kelas XII MIPA dengan jumlah 150 siswa. Data diambil dari hasil observasi dan tes pada materi membatik pada pelajaran seni budaya, dan materi surya panel energi terbarukan pada pelajaran fisika di kelas XII MIPA SMA Negeri 1 Gondang Kab. Mojokerto Provinsi Jawa Timur

Hasil dan Pembahasan

Melalui keterampilan batik di SMAN 1 Gondang Mojokerto kami memperkenalkan membatik atau teknik ini dikenal sebagai wax resist dyeing. Batik merupakan kerajinan khas asli Indonesia yang sudah diakui dunia, kami mencoba mengkombinasikan dengan teknologi panel surya sebagai tenaga listrik alternatif yang ramah lingkungan. Mata pelajaran Seni Budaya dan fisika mencoba menggabungkan teknologi tradisi dan masa depan dalam sebuah kolaborasi ketrampilan, memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan untuk mewujudkan eco-green di lingkungannya

Batik merupakan kerajinan khas asli Indonesia yang sudah diakui dunia pada tanggal 2 oktober 2009 silam, sebagai produk budaya warisan dunia tak benda asli indonesia. Dalam literatur internasional, teknik melukis di atas kain yang menggunakan lilin malam sebagai tintanya dan canting sebagai alat tulisnya yang terbuat dari tembaga dengan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan motif nusantara. Melalui pelajaran seni budaya keterampilan batik di SMAN 1 Gondang Mojokerto kami memperkenalkan membatik atau teknik ini dikenal sebagai wax resist dyeing. Kendati batik tidak bisa dipisahkan dengan teknologi tradisi, bukan berarti produk ini tak bisa berkembang menjadi komoditas tinggi, melainkan menjadi produk budaya yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan.

Banyak pengusaha atau pengrajin batik yang warnanya menggunakan pewarna kimiawi, itu akan sangat mencemari lingkungan. Pewarna yang sudah tidak lagi konsentrat (mineral berharga yang dipisahkan dari bijih setelah melalui pengolahan tertentu) yang dibuang oleh para pengrajin akan menjadi limbah yang mencemari lingkungan sekitar, terutama air. di SMAN 1 Gondang Mojokerto Hal ini sangat berbeda karena siswa keterampilan batik mulai dikenalkan menggunakan pewarna yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Pewarna yang terbuat dari tumbuhan bisa dipakai sampai tuntas. Maksudnya adalah pewarna alami memiliki konsentrat warna yang stabil, sehingga pewarna itu bisa dipakai sampai habis. Dan sisa limbah padatnya yang berupa hasil rebusan bisa digunakan kembali sebagai pupuk kompos. “Karena sifatnya alami, maka limbah padat dari rebusan tumbuhan itu bisa dipakai sebagai pupuk alami,”.Dengan demikian dimungkinkan mengembangkan produk teknologi budaya yang berbasis lingkungan.

Panel surya / solar cell disebut juga dengan sel fotovoltaik, merupakan perangkat listrik yang merubah energi dari cahaya langsung menjadi listrik oleh efek fotovoltaik. Fungsi sel surya adalah menangkap energi dari sinar matahari, yang nantinya akan diubah menjadi tenaga listrik. Cara kerja panel surya secara singkat yaitu panas dari cahaya matahari dikumpulkan, selain dikumpulkan, panas dari cahaya matahari juga digunakan untuk memanaskan cairan, lalu uap yang dihasilkan dipanaskan oleh generator, kemudian akan menghaslkan listrik. Demikian penjelasan singkat surya panel yang pada intinya adalah sebagai energi alternatif pada kompor listrik yang sangat-sangat jelas ramah lingkungan dibandingkan kompor gas atau minyak tanah,dan keunggulan Panel Surya antara lain:

1. Panel surya termasuk ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya, seperti karbon dioksida (wikipedia.org). Panel surya juga tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim.

2. Panel surya memanfaatkan energi matahari, dan matahari adalah sumber energi yang paling berlimpah di planet bumi.

3. Banyak negara di dunia menawarkan insentif yang menguntungkan bagi pemilik rumah yang menggunakan panel surya.

4. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakainya yang mencapai sekitar 20 tahun.

5. Karena masa pakainya yang panjang, yaitu mencapai 25-30 tahun. Maka, panel surya menggaransi penggunanya untuk menghemat biaya energi.

Teknologi dan Budaya terasa sangat erat dan kental hubungannya, apabila kita memanfaatkannya secara efektif dan efisien, secara luas, teknologi dapat diartikan sebagai sekumpulan teknik atau pengetahuan manusia tentang cara menggabungkan sumber daya yang tersedia untuk memproduksi, memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan, serta mencakup metodeteknis, keterampilan, proses, alat, dan bahan baku.Teknologi ramah lingkungan merupakan segala jenis aplikasi teknologi yang dapat memberikan kepuasan penggunaannya dengan sumber daya lingkungan yang lebih rendah. secara umum teknologi adalah teknologi yang hemat sumber daya lingkungan .Teknologi ramah lingkungan umumnya menggunakan cara pemanfaatan sumber energy yang dapat diperbarui seperti sinar matahari, angin, air, dan se!enisnya serta mengubahnya menjadi energi lain yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan limbah dan polusi. SMAN 1 Gondang Mojokerto dengan adanya inovasi batik warna alam dan kompor listrik panel surya ini sangat ramah lingkungan merupakan solusi dalam kaitannya dengan isu atau permasalahan lingkungan hidup. Kehadirannya mutlak dibutuhkan karena berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan di masa depan

Simpulan

Hasil dari inovasi tersebut sangat perlu dan penting, secara teoritis memberikan konsep baru tentang pembelajaran kolaborasi seperti contoh seni budaya dan fisika, yang memiliki nilai pengembangan ekspresi dan apresiasi siswa SMAN 1 Gondang Mojokerto. Kedua adalah Manfaat Praktis bagi pengampu kebijakan Pendidikan, Hasil inovasi ini dapat dijadikan referensi kebijakan dalam penyelenggaraan inovasi pembelajaran di masa yang akan datang. Yang ketiga bagi kami sebagai guru pengampu mata pelajaran seni budaya dan fisika menambah wawasan untuk mengembangkan inovasi pembelajaran pengetahuan praktis dalam melaksanakan pembelajaran yang berwawasan teknologi dan budaya sehingga siswa tidak hanya mampu menunjukkan karya baru namun juga kental akan unsur.eco-green (ramah lingkungan)

SMAGO

Profil Batik tulis dan Pengembangan Listrik Tenaga Surya di SMAN 1 Gondang Mojokerto Jawa Timur tahun 2020 ( Batik SEKARMOJO)

SMAGO

Siswa mencoba membatik dengan kompor listrik tenaga surya

SMAGO

Siswa mencoba membatik dengan kompor listrik tenaga surya

SMAGO

Peralatan membatik dengan kompor listrik tenaga surya

SMAGO

Proses Pewarnaan dengan Teknik colet